Sebut Namanya, Maka Dia Merasa Berharga



"Tolong ambilkan buku itu."

“Coba yang duduknya paling belakang, bagaimana pendapat Anda tentang hal ini?”


Para Pembaca yang hebat, bagaimana perasaan Anda jika ada yang bicara dengan Anda seperti kalimat di atas? 

Mari bedakan dengan yang ini:


"Rina, tolong ambilkan buku itu."

“Pak Rendi, bagaimana pendapat Anda tentang hal ini?”


Mana yang lebih nyaman? Manakah yang lebih terkesan menghargai?


Salah satu cara menghargai seseorang adalah dengan menyebut namanya. Ketika kita berkomunikasi dengan seseorang, minta tolong, atau bahkan sekadar chat, menyebut nama adalah hal yang penting. Dengan kita menyebut namanya, lawan bicara merasa dihargai. Kehadirannya diakui, dan keberadaannya diperhitungkan.


Menurut Risang Rimbatmaja, dengan menyebut nama orang yang diajak bicara, pesan Anda akan lebih diperhatikan. Ada kesan bahwa Anda peduli dan perhatian terhadapnya. Menyebut nama dapat menurunkan pagar yang menjadi pembatas komunikasi dengan lawan bicara. Tanpa adanya pagar tersebut, Anda akan lebih mudah untuk membangun hubungan.


Apakah harus menyebut nama? Bagaimana jika belum kenal? 

Anda bisa berkenalan. Katanya tak kenal maka tak sayang kan? Atau paling tidak, kita awali komunikasi dengan menyebut kata panggilan untuknya. Bisa Mas, Mbak, Neng, Bu, Pak, Mbah, atau yang lain yang sesuai. Jangan salah. Meski hanya sekadar kata panggilan, tapi kadang membuat hati terasa berbeda lho. Tentu beda kan dipanggil Mbak dengan dipanggil Bu? Atau dipanggil Mas dengan dipanggil Pak. Apalagi jika itu panggilan tanda sayang. Terkadang kata panggilan tertentu mampu membuat Anda tersenyum-senyum sendiri kan? hehe


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a., diceritakan bahwa orang-orang Habasyah masuk masjid dan menunjukkan atraksi permainan. Lalu Rasulullah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Humaira’, apakah engkau mau melihat mereka?” Aisyah menjawab, “Iya.” Dalam hadits tersebut Aisyah lanjut menuturkan, "Maka Nabi saw. berdiri di depan pintu, lalu aku datang dan meletakkan dagu pada pundak Rasulullah saw. dan aku tempelkan wajahku pada pipi beliau."


Betapa romantisnya hubungan yang terjalin antara Rasulullah dengan Aisyah. Sebuah panggilan kesayangan dicontohkan oleh Rasulullah saat memanggil Aisyah. Jika Anda seorang istri yang dipanggil dengan sebutan seperti itu, bagaimana perasaan Anda? Tentu merasa sangat tersanjung kan?


Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Shahihain, Aisyah dipanggil oleh Rasulullah dengan sebutan "Ya 'Aaisy". Dalam panggilan tersebut, terlihat bahwa ini panggilan penggalan nama. Dalam ilmu Nahwu, disebut sebagai panggilan tarkhim atau panggilan halus. Dapat juga berarti panggilan sayang dengan meringkas nama panggilan. 


Menyebut nama mungkin terkesan sepele ya. Namun hal ini sangat penting. Andai tidak menyebut nama, paling tidak berilah kata panggilan yang cocok untuknya. Syukur-syukur panggilan terbaik yang menunjukkan kasih sayang Anda kepadanya, atau yang sesuai dengan karakter positifnya. 


Bagi para guru, salah satu cara untuk menghadirkan siswa secara jiwa dan raga di kelas adalah dengan menyebut nama saat berkomunikasi dengan mereka. Siswa akan merasa dihargai ketika dia merasa dikenal oleh gurunya. Dengan demikian siswa akan semangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. 


Menyebut nama bisa menjadi awal komunikasi yang baik. Dalam sebutan nama atau panggilan, tersirat sikap menghargai dan nguwongne (memanusiakan) dalam berkomunikasi dengan siapapun. 

Semoga bermanfaat.

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN

PEMIKIRAN REFLEKTIF TENTANG COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK TERKAIT DENGAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DAN PEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONAL (KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3.)

IMPLEMENTASI MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH