MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
MEMENUHI KEBUTUHAN
BELAJAR PESERTA DIDIK
MELALUI
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
(Rangkaian
Koneksi Antar Materi 2.1 Pendidikan Guru Penggerak)
Oleh: Hibatun
Wafiroh
Setelah mempelajari materi tentang
pembelajaran diferensiasi di modul 2.1., ada beberapa catatan yang membentuk alur
pemikiran tentang diferensiasi. Dalam pembelajaran modul sebelumnya, saya
menemukan ungkapan bijak Ki Hajar Dewantara bahwa maksud dari pendidikan adalah
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka
sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Kita tentu menyadari bahwa setiap
anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru
adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat
tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing,
dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan
bahagia. Kodrat di sini bermakna luas di antaranya meliputi
karakteristik, potensi, dan kebutuhan berkembang setiap anak. Keunikan
setiap anak inilah yang seharusnya menjadi
dasar dari praktik-praktik pembelajaran yang kita lakukan di kelas dan di
sekolah, serta menjadi kerangka acuan saat mengevaluasi praktik-praktik
pembelajaran kita. Untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan belajar murid maka
diperlukan pembelajaran yang mana guru dapat memfasilitasi pemenuhan kebutuhan
belajar tersebut serta bagaimana meresponnya yakni pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi
merupakan satu cara untuk guru memenuhi kebutuhan setiap peserta didik karena
pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar dimana peserta
didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang
disukai, dan kebutuhannya masing-masing sehingga mereka tidak frustasi dan
merasa gagal dalam pengalaman belajarnya (Breaux dan Magee, 2010; Fox &
Hoffman, 2011; Tomlinson, 2017).
Dalam pembelajaran
berdiferensiasi, guru harus memahami dan menyadari bahwa tidak ada hanya satu
cara, metode, strategi yang dilakukan dalam mempelajari suatu bahan pelajaran.
Guru perlu menyusun bahan pelajaran, kegiatan-kegiatan, tugas-tugas harian baik
yang dikerjakan di kelas maupun yang di rumah, dan asesmen akhir sesuai dengan
kesiapan peserta didik-peserta didik dalam mempelajari bahan pelajaran
tersebut, minat atau hal apa yang disukai peserta didikpeserta didiknya dalam
belajar, dan bagaimana cara menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan profil
belajar peserta didik-peserta didiknya.
Dari modul 2.1. dinyatakan
bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian
keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi
kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang
terkait dengan:
a) Kurikulum
yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan
hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
b) Bagaimana guru menanggapi atau merespon
kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran
untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu
menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta
penilaian yang berbeda.
c) Bagaimana
mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk
belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada
dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka.
d) Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru
menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas,
namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan
yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
e) Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut
menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah
dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau
sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang
ditetapkan.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan dengan bahasa yang sederhana bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan
usaha guru dalam menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi
kebutuhan belajar individu murid.
Tomlinson (2013) menjelaskan
keragaman peserta didik dipandang dari 3 aspek yang berbeda, yaitu:
1) Kesiapan Belajar
Pengertian
kesiapan di sini adalah sejauhmana kemampuan pengetahuan dan keterampilan
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan
awal apa yang sudah dimiliki oleh peserta didik terhadap materi pelajaran yang
akan dibahas. Guru perlu bertanya, apa yang dibutuhkan oleh peserta didiknya
sehingga mereka dapat berhasil dalam pelajarannya. Kesiapan peserta didik harus
berhubungan erat dengan cara pikir guru-guru yaitu bahwa setiap peserta didik
memiliki potensi untuk bertumbuh baik secara fisik, mental dan kemampuan
intelektualnya.
2) Minat
Minat
memiliki peranan yang besar untuk menjadi motivator dalam belajar. Guru dapat
menanyakan kepada para peserta didik apa yang mereka minati, hobby, atau
pelajaran yang disukai. Jika sekolah memiliki guru BK (bimbingan dan konseling)
atau bahkan seorang psikolog yang berkompeten untuk memberikan tes psikologi
kepada anak agar dapat diketahui bakat dan minat anak secara lengkap dan jelas.
Pentingnya diketahui minat dari para peserta didik karena tentu saja mereka
akan mempelajari dengan tekun hal-hal yang menarik minat mereka masing-masing.
3) Profil (gaya) Belajar
Profil
(gaya) belajar peserta didik mengacu pada pendekatan atau bagaimana cara yang
paling disenangi peserta didik agar mereka dapat memahami pelajaran dengan
baik. Ada yang senang belajar dalam kelompok besar, ada yang senang berpasangan
atau kelompok kecil atau ada juga yang senang belajar sendiri. Di samping itu
panca indra juga memainkan peranan penting dalam belajar. Ada yang dapat
belajar lewat pendengaran saja (auditori), ada yang harus melihat gambargambar
atau ada yang cukup melihat tulisan-tulisan saja (visual). Namun ada pula
peserta didik yang memahami pelajaran dengan cara bergerak baik menggerakan
hanya sebagian atau seluruh tubuhnya (kinestetik).
Dari modul 2.1. saya juga
mengerti bahwa dalam pembelajaran berdiferensiasi ada 3 aspek yang bisa
dibedakan oleh guru agar peserta didik-peserta didiknya dapat mengerti bahan pelajaran
yang mereka pelajari, yaitu aspek konten yang mau diajarkan, aspek proses atau
kegiatan-kegiatan bermakna yang akan dilakukan oleh peserta didik di kelas, dan
aspek ketiga adalah asesmen berupa pembuatan produk yang dilakukan di bagian
akhir yang dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Yang dimaksud dengan konten
adalah materi apa yang akan diajarkan oleh guru di kelas atau materi apa yang
akan dipelajari oleh peserta didik di kelas. Dalam pembelajaran berdiferensiasi
ada dua cara membuat konten pelajaran berbeda, yaitu: (1) menyesuaikan apa yang
akan diajarkan oleh guru atau apa yang akan dipelajari oleh peserta didik
berdasarkan tingkat kesiapan dan minat peserta didik, dan (2) menyesuaikan
bagaimana konten yang akan diajarkan atau dipelajari itu akan disampaikan oleh
guru atau diperoleh oleh peserta didik berdasarkan profil (gaya) belajar yang
dimiliki oleh masing-masing peserta didik.
Strategi yang dapat dilakukan
oleh guru untuk dapat mendiferensiasi konten yang akan dipelajari oleh peserta
didik adalah: (1) menyajikan materi yang bervariasi; (2) menggunakan kontrak
belajar; (3) menyediakan pembelajaran mini; (4) menyajikan materi dengan
berbagai moda pembelajaran; dan (5) menyediakan berbagai sistem yang mendukung.
Yang dimaksud dalam proses pada
bagian ini adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik di kelas. Kegiatan yang
dimaksud adalah kegiatan yang bermakna bagi peserta didik sebagai pengalaman
belajarnya di kelas, bukan kegiatan yang tidak berkorelasi dengan apa yang
sedang dipelajarinya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik ini
tidak diberi penilaian kuantitatif berupa angka, melainkan penilaian kualitatif
yaitu berupa catatan-catatan umpan balik mengenai sikap, pengetahuan dan
keterampilan apa yang masih kurang dan perlu diperbaiki/ditingkatkan oleh
peserta didik. Kegiatan yang dilakukan harus memenuhi kriteria sebagai kegiatan
yang: (1) baik, yaitu kegiatan yang menggunakan keterampilan informasi yg
dimiliki peserta didik; dan (2) berbeda dalam hal tingkat kesulitan dan cara
pencapaiannya.
Adapun yang dimaksud produk
adalah hasil akhir dari pembelajaran untuk menunjukkan kemampuan pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman peserta didik setelah menyelesaikan satu unit
pelajaran atau bahkan setelah membahas materi pelajaran selama satu semester.
Produk sifatnya sumatif dan perlu diberi nilai. Produk lebih membutuhkan waktu
yang lama untuk menyelesaikannya dan melibatkan pemahaman yang lebih luas dan
mendalam dari peserta didik. Oleh karenanya seringkali produk tidak dapat
diselesaikan dalam kelas saja, tetapi juga di luar kelas. Produk dapat
dikerjakan secara individu maupun berkelompok. Jika produk dikerjakan secara
berkelompok, maka harus dibuat sistem penilaian yang adil berdasarkan
kontribusi masing-masing anggota kelompoknya dalam mengerjakan produk tersebut.
Bagaimana penerapan
pembelajaran diferensiasi di kelas-kelas? Berikut ini beberapa contoh penerapan
dalam pembelajaran:
1) Contoh Penerapan Pembelajaran
Berdiferensiasi Konten (Berdasarkan Gaya Belajar Murid)
Seorang
guru IPA kelas 4 SD sedang mengajarkan mengenai ekosistem. Setelah melakukan
analisa profil (gaya) belajar dan kebutuhan murid, guru memberikan materi
sesuai dengan profil belajar murid:
a.
audio visual: materi melalui video pembelajaran,
b.
kinestetik: mengobservasi lingkungan sekitar,
c.
audio: mendengarkan lagu tentang makhluk hidup.
Dengan
memberikan materi melalui video, observasi lingkungan sekitar dan bernyanyi
kebutuhan murid akan visual, kinestetik dan audio terpenuhi.
2) Contoh Penerapan
Pembelajaran Berdiferensiasi Proses (Berdasarkan Minat Murid)
Dalam
pembelajaran matematika kelas 2 mengenai satuan ukur, murid dapat mencoba
menggunakan mistar ukur mengukur panjang objek yang sesuai dengan minatnya.
a. Kelompok murid yang
menyukai alam (nature) dapat mengukur lingkar pohon, tinggi tanaman.
b. Kelompok murid yang
menyukai seni dapat mengukur dekorasi atau hiasan yang ada di kelas, sekolah,
atau rumah.
c. Kelompok murid yang
menyukai kegiatan fisik dapat mengukur jauh atau tinggi lompatan yang dapat
dilakukannya.
Murid
dapat menjelaskan bagaimana proses mereka mengukur objek tersebut dan
menjelaskan tantangan dalam mengukur objek tersebut.
3) Contoh Penerapan Pembelajaran
Berfdiferensiasi Produk (Berdasarkan Kesiapan Belajar Murid)
Dalam
pelajaran Matematika di kelas 7 yang sedang membahas mengenai penanganan data
dan statistik, guru mendapatkan informasi melalui asesmen diagnostik guru
kemudian dapat membedakan produk akhir setiap kelompok peserta didik.
a) Kelompok murid yang
masih harus mengulangi pemahaman dalam mean, median, modus, akan diberi tugas
menampilkan laporan analisis sebuah data melalui sebuah tabel dan diagram
sederhana
b) Kelompok murid yang
sudah memahami konsep dasar statistik; mean, median, modus, akan diberi tugas
menampilkan laporan analisis dua buah data menggunakan sebuah model diagram
c) Kelompok murid yang
sudah siap diberikan tantangan dalam penanganan data akan diminta untuk
menampilkan laporan analisis dua buah data dalam berbagai model diagram.
Dalam penilaian atau asesmen, guru harus
melaksanakan assesmen yang meliputi assesmen for learning, assesmen of
learning, dan assesmen as learning.
Bagaimana pembelajaran
berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai
hail belajar yang optimal?
Ada beberapa alasan mengapa pembelajaran berdiferensiasi dapat
memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai pembelajaran optimal. Dalam
pembelajaran berdiferensiasi ada beberapa hal yang disesuaikan dengan tingkat
kesiapan peserta didik dalam mempelajari materi, minat, dan gaya belajar mereka
yaitu dengan penyesuaian dan pendekatan terhadap konten (apa yang dipelajari),
proses (bagaimana mempelajarinya), produk (apa yang dihasilkan setelah
mempelajarinya), dan lingkungan belajar (iklim belajarnya). Selain itu ada
beberapa karakter pembelajaran berdiferensiasi yang sangat memihak pada
kebutuhan murid yaitu:
1) Bersifat proaktif
Guru
secara proaktif dari awal sudah mengantisipasi kelas yang akan diajarnya dengan
merencanakan pembelajaran untuk peserta didik yang berbeda-beda. Jadi bukan
menyesuaikan pembelajarannya dengan peserta didik sebagai reaksi dari evaluasi
tentang ketidakberhasilan pelajaran sebelumnya.
2) Menekankan kualitas
daripada kuantitas
Dalam
pembelajaran berdiferensiasi, kualitas dari tugas lebih disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik. Jadi bukan berarti anak yang pandai setelah selesai
mengerjakan tugasnya akan diberi lagi tugas tambahan yang sama, namun ia
diberikan tugas lain yang dapat menambah keterampilannya.
3) Berakar pada asesmen
Guru
selalu mengases para peserta didik dengan berbagai cara untuk mengetahui
keadaan mereka dalam setiap pembelajaran sehingga berdasarkan hasil asesmen
tersebut, guru dapat menyesuaikan pembelajarannya dengan kebutuhan mereka.
4) Menyediakan berbagai
pendekatan dalam konten, proses pembelajaran, produk yang dihasilkan, dan juga
lingkungan belajar.
Dalam
pembelajaran berdiferensiasi ada beberapa hal yang dapat disesuaikan dengan
tingkat kesiapan peserta didik dalam mempelajari materi, minat, dan gaya
belajar mereka yaitu konten (apa yang dipelajari), proses (bagaimana
mempelajarinya), produk (apa yang dihasilkan setelah mempelajarinya), dan
lingkungan belajar (iklim belajarnya)
5) Berorientasi pada
peserta didik
Tugas
diberikan berdasarkan tingkat pengetahuan awal peserta didik terhadap materi
yang akan diajarkan sehingga guru merancang pembelajaran sesuai dengan level
kebutuhan peserta didik. Guru lebih banyak mengatur waktu, ruang, dan kegiatan
yang akan dilakukan peserta didik daripada menyajikan informasi kepada peserta
didik.
6) Merupakan campuran
dari pembelajaran individu dan klasikal
Guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk kadang-kadang belajar
bersamasama secara klasikal dan dapat juga belajar secara individu.
7) Bersifat hidup
Guru
berkolaborasi dengan peserta didik terus menerus termasuk untuk menyusun tujuan
kelas maupun individu dari para peserta didik. Guru memonitor bagaimana
pelajaran dapat cocok dengan para peserta didik dan bagaimana penyesuaiannya.
(Sumber: ASCD yang dikutip dalam Naskah
Akademik Prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated Instruction) pada
Kurikulum Fleksibel sebagai Wujud Merdeka Belajar, 2021)
Bagaimana kaitan antara materi dalam modul 2.1 dengan modul lain di
Program Pendidikan Guru Penggerak?
Dalam modul 1.2 tentang
nilai-nilai dan peran Guru Penggerak jika dikaitkan dengan materi modul 2.1. yakni
tentang pembelajaran berdiferensiasi maka kita jadi mengingat kembali tentang nilai
guru penggerak yaitu mandiri (guru harus mandiri membuat dan menyediakan media
pembelajaran), reflektif (guru harus merefleksikan apa yang sudah dilakukan
dalam pembelajaran dan hasil asesmen awal terkait kesiapan belajar murid),
kolaboratif (guru dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk menciptakan
pembelajaran yang berdifernsiasi), inovatif (guru harus bisa menciptakan
pembelajaran dan media pembelajaran yang beragam untuk memenuhi kebutuhan
belajar murid), dan berpihak pada murid (pembelajaran berdiferensiasi sangat
memihak dan bahkan menyesuaikan kebutuhan belajar murid).
Jika dikaitkan dengan peran
guru penggerak maka pembelajaran berdiferensiasi bisa dikaitkan dengan peran
sebagai pemimpin pembelajaran (guru penggerak sebagai pemimpin yang menaruh
perhatian penuh pada pembelajaran yang berpihak pada murid), kemudian dalam
peran menggerakkan komunitas praktisi (guru bisa berbagi pembelajaran
berdiferensiasi dalam komunitas praktisi minimal di sekolahnya sendiri),
menjadi coach bagi guru lain (guru bisa berbagi dengan guru lain, bahkan juga
pendampingan terhadap guru lain tentang pembelajaran berdiferensiasi),
mendorong kolaborasi (guru dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk
melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi), dan mewujudkan kepemimpinan murid (dalam
pelaksanaan pembelajaran berdiferensisi murid bisa dijadikan sebagai pemimpin
kelompoknya secara bergantian).
Bagaimana jika dikaitkan dengan
materi modul 1.3 tentang visi guru penggerak? Sebagai guru penggerak tentu
memiliki visi untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu strategi yang efektif bagaimana
cara mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid. Oleh karenanya dengan
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, maka guru penggerak dapat
merealisasikan salah satu visinya dalam mewujudkan pembelajaran yang berorientasi
pada kebutuhan murid.
Jika dikaitkan dengan materi modul
1.4 tentang budaya positif, pembelajaran berdiferensiasi merupakan perwujudan
dari berbagai nilai kebajikan baik itu untuk guru maupun murid. Selain itu
pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi juga menjadi contoh yang baik dalam pelaksanaan
keyakinan kelas, karena dalam pembelajaran berdiferensiasi ada unsur menghargai murid, menghargai
kesiapan belajarnya, minatnya, bahkan bagaimana profil belajarnya. Selain itu dalam
pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi murid dapat dikelompokkan dalam
beberapa kelompok. Dalam kelompok tersebutlah murid juga menerapkan beberapa
keyakinan kelas diantaranya saling menghargai pendapat teman, bekerja sama, dan
keyakinan-keyakinan kelas lain sesuai yang telah disepakati.
Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi,
kita tidak hanya sekadar melaksanakan pembelajaran, tetapi bagaimana mengimplementasikan
pelajaran-pelajaran yang kita dapatkan dalam pendidikan guru penggerak. Dari
uraian di atas dapat dikatakan bahwa semua yang dilakukan guru dalam
pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
sebagaimana yang dinyatakan oleh Ki Hajar Dewantara agar mereka sebagai
manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya. Benarlah bahwa sejatinya pendidikan itu terwujud
sebagai upaya memanusiakan manusia. Semoga[]
Sumber Referensi:
Kemendikbudristek,
2021, Modul 2.1. Pembelajaran untuk memenuhi Kebutuhan Belajar Murid, Program
Pendidikan Guru Penggerak.
Kemendikbudristek, Badan
Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, 2021, Naskah Akademik, Prinsip
Pengembangan Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated Instruction) pada
Kurikulum Fleksibel sebagai Wujud Merdeka Belajar, Pusat Kurikulum dan
Pembelajaran.
Komentar
Posting Komentar